Ami Qanita Berjuang "Bebaskan" Raffi Ahmad

Cinta ayah sepenggalahan, cinta ibu sepanjang jalan. Itulah pepatah yang menggambarkan besarnya cinta ibu kepada anaknya. Lebih sebulan sudah Raffi Ahmad menjalani pemeriksaan dan perawatan atas dugaan pemakaian narkoba sebagaimana yang disimpulkan oleh BNN. Salah seorang presenter, artis sinetron, host, komedian, dan seabreg peran yang pernah dimiliki dunia hiburan Indonesia itu, kini menjalani perawatan di RSKO.

Lalu mengapa Ami Qanita dan seluruh kerabat Raffi Ahmad protes? Melalui pengacaranya, Hotma Sitompul, keluarga merasa keberatan akan langkah yang diambil BNN. Alasannya, Raffi Ahmad bukanlah pecandu. Jangankan menjadi pecandu, merokok saja tidak. Bagaimana mungkin seorang yang bekerja-produktif- dengan penghasilan milyaran rupiah per bulannya dapat ditetapkan sebagai pecandu? Apalagi pengedar. Alasan sebagai penyedia tempat bagi para pengguna juga tidak tepat, demikian Hotma Sitompul.

Nenek Raffi Ahmad ketika diwawancara sebuah televisi swasta menyatakan bahwa keluarga merasa tersinggung dengan langkah yang diambil BNN. Termasuk paman Raffi juga protes dengan dirawatnya Raffi di RSKO.

Sementara di kesempatan lainnya Kepala BNN Benny J. Mamoto menyatakan bahwa perawatan Raffi dapat dijadikan gerbong bagi para pemakai yang sedang menjalani perawatan. Tokoh publik seperti Raffi dapat menjadi semacam shock therapy bagi para pecandu lainnya, karena Raffi sudah sangat terkenal. Kesembuhan bagi Raffi akan menjadi contoh yang baik bagi kesembuhan anak-anak bangsa yang terjerat narkoba. 

Dua peristiwa dengan dua alasan yang berbeda itu akan bermuara di pengadilan. Karena pihak keluarga Raffi Ahmad telah mengajukan pra peradilan terhadap BNN yang dituduh sewenang-wenang dengan memasikkan Raffi ke RSKO (Rumah Sakit Ketergantungan Obat).

Tapi, kekhawatiran yang dirasakan oleh Benny J. Mamoto sama dengan kekhawatiran yang saya rasakan. Memang, para pencandu narkoba di Indonesia sudah kelewat batas. Bayangkan, sekarang sekurang-kurangnya 4 juta orang Indonesia sudah terjerat Narkoba. Nilai materi yang terkuras juga sudah trilyunan rupiah. 

Di usia produktif jutaan orang terjerat narkoba. Dapat dibayangkan secara ekonomi tenaga manusia yang berpikir dan bekerja sebanyak 4 juta orang, out put apa yang dapat dihasilkan? Indonesia akan terbebas dari kemiskinan. Itu menurut saya. Saya mendukungmu Bp Benny.

Ayo, perangi narkoba sekarang juga!
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment